Jumat, 29 Agustus 2014

PERANAN ILMU KIMIA DALAM BIDANG KEDOKTERAN: HEMODIALISIS

PERANAN ILMU KIMIA DALAM BIDANG KEDOKTERAN

-HEMODIALISIS-




Gambar 1. Pasien sakit ginjal menggunakan Hemodialisa

Hemodialisis merupakan tindakan kedokteran yang memungkinkan seseorang dapat hidup meskipun kedua ginjal sudah tidak dapat berfungsi lagi karena suatu penyakit. Sehingga dapat dikatakan hemodialisis dapat menggantikan fungsi ginjal seseorang untuk dapat bertahan hidup meskipun tidak sesempurna bila ginjal masih berfungsi. Memang seperti kita ketahui bahwa alternatif terbaik untuk mengatasi Gagal Ginjal Kronik (GGK) stadium akhir adalah transplantasi (cangkok ginjal). Namun perlu diingat bahwa tidak semua penderita GGK stadium akhir dapat dilakukan transplantasi yang terkadang sangat sulit untuk mendapatkan donor ginjal. Selain untuk mengatasi penderita GGK, hemodialisis juga diperlukan untuk penderita gagal ginjal akut (GGA), keracunan obat-obatan, oedema paru akut yang tidak dapat diatasi dengan medica mentosa.


SEJARAH HEMODIALISA


1.     Penemu dialisis oleh ahli kimia

Gambar 2. Thomas Graham
Proses dialisis ditemukan oleh seorang ahli kimia Skotlandia, yaitu Prof. Thomas Graham pada tahun 1854. Beliau mendapatkan gelar profesor pada umur 25 tahun dari Universitas Anderson, Glaslow, pada tahun 1830. Graham menemukan prinsip pemisahan bahan/zat melalui membran semipermeabel.

2.     Ginjal buatan pertama

Pada tanggal 10 november 1912 oleh John J. Abel, L. G. Rowntre & B. B.Turner dari Lab. Farmakologi John Hopkons Medical School di Baltimore, mendemonstrasikan hemodialisis pertama pada hewan. Mereka membuat suatu alat yang diberi nama "Artificial Kidney" (Ginjal Buatan). Ginjal buatan tersebut yang menyerupai dialiser tipe Hollow Fiber tetapi dalam ukuran yang besar, terdiri dari pipa-pipa yang terbuat dari Cellodin, yang ditempatkan dalam suatu tabung gelas yang diisi cairan garam NaCl atau serum buatan.

3.     Dialisis pertama pada manusia

Dialisis pertama pada manusia dilakukan oleh George Haas dari Universitas Giesen German. Haas memulai percobaan hemodialisis pada hewan pada tahun 1914 sampai 1915. Dia memakai ginjal buatan mirip seperti yang dibuat Abel. Berbagai membran dicobanya, tetapi yang memuaskan adalah membran Celloid. Untuk anti koagulasi dipergunakan hirudin yang sudah rendah toksisitasnya. Walaupun demikian, masih tetap memberikan komplikasi. Pada tahun 1927 dia sudah mulai menggunakan Heparin.


PRINSIP DALAM HEMODIALISA

Hemodialisa berasal dari kata: "Hemo" yang berarti darah dan "Dialisis" yang berarti proses pemisahan. Jadi, Hemodialisis adalah proses pemisahan zat-zat tertentu dari darah melalui membran semipermiabel.

Prinsip hemodialisis
  1. Proses difusi yaitu proses pengeluaran solut dan solvent karena perbedaan konsentrasi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah.
  2. Proses ultrafiltrasi yaitu proses perpindahan solvent, terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik.
  3. Proses konveksi yaitu berpindahnya solut dan solvent karena proses ultrafiltrasi.


MEMBRAN DAN DIALIZER

Gambar 3. Dialyzer
Membran semipermiabel adalah suatu selaput yang sangat tipis yang mengandung pori-pori kecil didalamnya. Biasanya ketebalan membran ini antara 12-30 dalam keadaan kering dan menjadi 2-3 kali lebih tebal dalam keadaan basah. Bentuk dializer terdiri dari:
1.      Coil dializer
2.      Paralel plate dializer
3.      Kapilari dializer/hollow fiber artificial kidney
4.      Empat tipe membran dializer: Cellulose, Substituted cellulose, Cellulosesyntetic, Syntetic

DIALISAT

Yaitu cairan yang digunakan dalam hemodialisis, terdiri dari campuran air dan elektrolit yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai serum normal. Fungsi dialisat:
a.      Membuang zat-zat sisa dan cairan yang keluar dari penderita seperti ureum, kreatinin, elektrolit dan lain-lain.
b.      Untuk menjaga keseimbangan elektrolit
c.       Mencegah penurunan air yang sangat berlebihan

Komposisi dialisat:

v  Kosentrat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam konsentrasi tertentu
v  Sumber air untuk hemodialisis berasal dari air ledeng,dan air sumur. Air ini secara idealis harus dilakukan water treatment lebih dulu. Komposisi elektrolit dalam dialisat standar adalah:
Ø  Na        : 132-135 meq/L
Ø  K          : 2-3 meq/L
Ø  Cl         : 100-110 meq/L
Ø  Ca        : 3.5 meq/L
Ø  Mg       : 1.5 meq/L
Ø  Asetat : 35-45 meq/L


ANTIKOAGULAN PADA HEMODIALISIS

Dasar hemodialisis adalah mengalirkan darah ke suatu alat ginjal buatan dan dalam alat tersebut darah mengalir kepada salah satu sisi membran dializer, sedangkan sisi lainnya mengalirkan cairan dialisat. Bahaya sirkulasi diluar tubuh ini adalah kemungkinan terjadinya proses thrombo emboli. Dengan demikian kemungkinan akan terbentuk intrinsik prothrombin activator (plasma thromboplastin) yang dapat menyebabkan terjadinya thrombus.

Persoalan ini terpecahkan setelah digunakan HEPARIN sebagai anti koagulan fisiologis dalam klinik. Muray dan Best (1937) dan Creaford pertama-tama mengenalkan heparin dalam klinik. Sejak itu pemakaian heparin untuk mencegah terjadinya proses thromboemboli makin terkenal.

Heparinisasi

Dosis heparin:
Q  dosis awal = 25-50 u/kg BB
Q  dosis selanjutnya = 500 - 1000 u/jam

Jenis heparinisasi:
a)      Heparinisasi rutin
b)     Heparinisasi ketat
c)      Heparinisasi regional
d)     Bebas heparin


Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar