PERANAN ILMU KIMIA DALAM BIDANG KEDOKTERAN
-HEMODIALISIS-
Gambar 1. Pasien sakit ginjal menggunakan Hemodialisa |
Hemodialisis
merupakan tindakan kedokteran yang memungkinkan seseorang dapat hidup meskipun
kedua ginjal sudah tidak dapat berfungsi lagi karena suatu penyakit. Sehingga
dapat dikatakan hemodialisis dapat menggantikan fungsi ginjal seseorang untuk
dapat bertahan hidup meskipun tidak sesempurna bila ginjal masih berfungsi. Memang
seperti kita ketahui bahwa alternatif terbaik untuk mengatasi Gagal Ginjal Kronik
(GGK) stadium akhir adalah transplantasi (cangkok ginjal). Namun perlu diingat
bahwa tidak semua penderita GGK stadium akhir dapat dilakukan transplantasi
yang terkadang sangat sulit untuk mendapatkan donor ginjal. Selain untuk
mengatasi penderita GGK, hemodialisis juga diperlukan untuk penderita gagal
ginjal akut (GGA), keracunan obat-obatan, oedema paru akut yang tidak dapat diatasi
dengan medica mentosa.
SEJARAH HEMODIALISA
1. Penemu dialisis oleh ahli kimia
Gambar 2. Thomas Graham |
Proses
dialisis ditemukan oleh seorang ahli kimia Skotlandia, yaitu Prof. Thomas Graham pada tahun 1854. Beliau mendapatkan gelar profesor pada umur 25 tahun dari Universitas Anderson, Glaslow, pada tahun 1830. Graham menemukan prinsip pemisahan
bahan/zat melalui membran semipermeabel.
2. Ginjal
buatan pertama
Pada
tanggal 10 november 1912 oleh John J. Abel, L. G. Rowntre & B. B.Turner
dari Lab. Farmakologi John Hopkons
Medical School di Baltimore, mendemonstrasikan hemodialisis pertama pada
hewan. Mereka membuat suatu alat yang diberi nama "Artificial Kidney"
(Ginjal Buatan). Ginjal buatan tersebut yang menyerupai dialiser tipe Hollow
Fiber tetapi dalam ukuran yang besar, terdiri dari pipa-pipa yang terbuat dari Cellodin, yang ditempatkan dalam suatu
tabung gelas yang diisi cairan garam NaCl atau serum buatan.
3. Dialisis
pertama pada manusia
Dialisis pertama
pada manusia dilakukan oleh George Haas dari Universitas Giesen German. Haas memulai
percobaan hemodialisis pada hewan pada tahun 1914 sampai 1915. Dia memakai
ginjal buatan mirip seperti yang dibuat Abel. Berbagai membran dicobanya, tetapi
yang memuaskan adalah membran Celloid.
Untuk anti koagulasi dipergunakan hirudin yang sudah rendah toksisitasnya. Walaupun
demikian, masih tetap memberikan komplikasi. Pada tahun 1927 dia sudah mulai
menggunakan Heparin.
PRINSIP DALAM HEMODIALISA
PRINSIP DALAM HEMODIALISA
Hemodialisa berasal dari kata: "Hemo" yang berarti darah dan "Dialisis" yang berarti proses pemisahan. Jadi, Hemodialisis adalah proses pemisahan zat-zat tertentu dari darah melalui membran semipermiabel.
Prinsip hemodialisis
- Proses difusi yaitu proses pengeluaran solut dan solvent karena perbedaan konsentrasi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah.
- Proses ultrafiltrasi yaitu proses perpindahan solvent, terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik.
- Proses konveksi yaitu berpindahnya solut dan solvent karena proses ultrafiltrasi.
MEMBRAN DAN DIALIZER
Gambar 3. Dialyzer |
Membran
semipermiabel adalah suatu selaput yang sangat tipis yang mengandung pori-pori
kecil didalamnya. Biasanya ketebalan membran ini antara 12-30 dalam keadaan
kering dan menjadi 2-3 kali lebih tebal dalam keadaan basah. Bentuk dializer
terdiri dari:
1. Coil
dializer
2. Paralel
plate dializer
3. Kapilari
dializer/hollow fiber artificial kidney
4. Empat tipe
membran dializer: Cellulose, Substituted cellulose, Cellulosesyntetic, Syntetic
DIALISAT
Yaitu cairan yang digunakan dalam hemodialisis, terdiri dari campuran air dan elektrolit yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai serum normal. Fungsi dialisat:
a. Membuang
zat-zat sisa dan cairan yang keluar dari penderita seperti ureum, kreatinin,
elektrolit dan lain-lain.
b. Untuk menjaga
keseimbangan elektrolit
c. Mencegah
penurunan air yang sangat berlebihan
Komposisi dialisat:
v Kosentrat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam konsentrasi tertentu
v Sumber air
untuk hemodialisis berasal dari air ledeng,dan air sumur. Air ini secara
idealis harus dilakukan water treatment lebih dulu. Komposisi elektrolit dalam
dialisat standar adalah:
Ø Na : 132-135 meq/L
Ø K : 2-3 meq/L
Ø Cl : 100-110 meq/L
Ø Ca : 3.5 meq/L
Ø Mg : 1.5 meq/L
Ø Asetat : 35-45 meq/L
ANTIKOAGULAN PADA HEMODIALISIS
Dasar
hemodialisis adalah mengalirkan darah ke suatu alat ginjal buatan dan dalam
alat tersebut darah mengalir kepada salah satu sisi membran dializer, sedangkan
sisi lainnya mengalirkan cairan dialisat. Bahaya sirkulasi diluar tubuh ini
adalah kemungkinan terjadinya proses thrombo
emboli. Dengan demikian kemungkinan akan terbentuk intrinsik prothrombin activator
(plasma thromboplastin) yang dapat menyebabkan terjadinya thrombus.
Persoalan ini terpecahkan setelah digunakan HEPARIN sebagai anti koagulan fisiologis dalam klinik. Muray dan Best (1937) dan Creaford pertama-tama mengenalkan heparin dalam klinik. Sejak itu pemakaian heparin untuk mencegah terjadinya proses thromboemboli makin terkenal.
Heparinisasi
Dosis heparin:
Q dosis awal
= 25-50 u/kg BB
Q dosis
selanjutnya = 500 - 1000 u/jam
Jenis
heparinisasi:
a) Heparinisasi
rutin
b) Heparinisasi
ketat
c) Heparinisasi
regional
d) Bebas
heparin
Referensi: